Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Gambar Produk 1
Jasa Desain Kaos, Desain Batik , LOGO dan desain grafis lainya
Email : mastertracer69@gmail.com

Bukti Sejarah Misteri Benua Kota Atlantis Yang Hilang

Bukti-Sejarah-Misteri-Benua-Kota-Atlantis-Yang-Hilang
Bukti Sejarah Misteri Benua Kota Atlantis Yang Hilang Bukti-Sejarah-Misteri-Benua-Kota-Atlantis-Yang-Hilang

Atlantis merupakan pulau legendaris yang pertama kali disebut Plato dalam buku Timaeus dan Critias yang ditulis pada 360 SM.Pada buku Timaeus, Plato bercerita, di hadapan Selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar; dari sana orang bisa pergi ke pulau lain. Di depan pulau-pulau itu seluruhnya adalah daratan yang dikelilingi lautan samudra. Itu adalah kerajaan Atlantis. Ketika itu Atlantis baru akan melancarkan perang besar dengan Athena.

Di luar dugaan, Atlantis tiba-tiba mengalami gempa bumi dan banjir. Tidak sampai sehari semalam, pulau tenggelam sama sekali di dasar laut. Negara besar yang melampaui peradaban tinggi itu pun lenyap dalam semalam. Kemudian, Critias menyebut perihal kisah yang diduga sebagai sejarah yang akan memberikan contoh sempurna dan diikuti deskripsi Atlantis.

Dalam catatannya, Athena kuno mewakili “komunitas sempurna” dan Atlantis adalah musuhnya, mewakili ciri sempurna antitesis yang dideskripsikan dalam Republik. Critias mengklaim bahwa catatannya mengenai Athena Kuno dan Atlantis berhaluan pada kunjungan penyair Athena, Solon, ke Mesir pada abad keenam SM.

Di Mesir, Solon bertemu dengan pendeta dari Sais yang menerjemahkan sejarah Athena Kuno dan Atlantis, yang dicatat pada papirus dengan hieroglif Mesir, menjadi bahasa Yunani. Dalam Critias diceritakan bahwa Dewa Helenik membagi-bagi wilayah sehingga tiap dewa dapat memilikinya. Poseidon pun mewarisi wilayah Pulau Atlantis. Pulau ini lebih besar daripada Libya Kuno dan Asia Kecil yang disatukan, tetapi akan tenggelam karena gempa bumi dan menjadi sejumlah lumpur yang tak dapat dilewati, menghalangi perjalanan menyeberang samudra.

Bangsa Mesir mendeskripsikan Atlantis sebagai pulau yang terletak kira-kira 700 km, kebanyakan terdiri atas pegunungan di wilayah utara dan sepanjang pantai, melingkungi padang rumput berbentuk bujur di selatan, terbentang dalam satu arah 3.000 stadia (sekira 600 km), tetapi di tengah sekira 2.000 stadia (400 km). Bangsa Atlantis juga membangun jembatan ke arah utara dari pegunungan, membuat rute menuju sisa pulau. Mereka menggali kanal besar ke laut dan di samping jembatan dibuat gua menuju cincin batu sehingga kapal dapat lewat dan masuk ke kota di sekitar pegunungan; mereka membuat dermaga dari tembok batu parit.

Setiap jalan masuk ke kota dijaga dengan gerbang serta menara dan tembok mengelilingi setiap cincin kota. Tembok didirikan dari bebatuan merah, putih, dan hitam yang berasal dari parit dan dilapisi kuningan, timah, dan orichalcum (perunggu atau kuningan). Bangsa Atlantis juga menaklukkan Libya sampai sejauh Mesir dan Benua Eropa sampai sejauh Tirenia dan menjadikan penduduknya sebagai budak. Orang Athena memimpin aliansi melawan kekaisaran Atlantis dan sewaktu aliansi dihancurkan, Athena melawan kekaisaran Atlantis sendiri, membebaskan wilayah yang diduduki. Namun, nantinya, muncul gempa bumi dan banjir besar di Atlantis dan hanya dalam satu hari satu malam, Pulau Atlantis tenggelam dan menghilang. Dapat disimpulkan dari catatan Plato bahwa ada 24 ciri geografis yang menggambarkan Atlantis. Di antaranya Atlantis terletak di suatu tempat yang tanahnya pernah ada atau sebagian masih ada, Atlantis mempunyai morfologi yang jelas berupa selang-seling daratan dan perairan yang berbentuk cincin memusat, Atlantis harus berada di luar Pilar-pilar Hercules, Atlantis lebih besar dari Libya dan Anatolia serta Timur Tengah dan Sinai (gabungan), Atlantis pernah dihuni masyarakat maju dengan keterampilan dalam bidang metalurgi dan navigasi, dan Atlantis secara rutin dapat dicapai melalui laut dari Athena.

Kemudian, karakter Atlantis lainnya adalah pada waktu itu, Atlantis harus berada dalam situasi perang dengan Athena, Atlantis mengalami penderitaan dan kehancuran fisik parah yang tidak terperikan, Atlantis tenggelam seluruhnya atau sebagian di bawah air, waktu kehancuran adalah 9.000 tahun Mesir, sebelum abad keenam SM, dan bagian dari Atlantis berada sejauh 7,5 km dari kota, Atlantis memiliki kepadatan penduduk yang cukup untuk mendukung suatu pasukan besar (10.000 kereta perang, 1.200 kapal, 1.200.000 pasukan). Hebatnya, hanya Timaeus dan Critias yang menjadi catatan kuno tentang keberadaan Atlantis.

Tidak ada catatan kuno lain mengenai Atlantis, jadi setiap catatan mengenai Atlantis lainnya mendasarkan diri pada catatan Plato. Atlantis pun terus menimbulkan kontroversi. Ada yang pro, ada juga yang kontra. Sebagian lagi bahkan ada yang menganggap Atlantis hanya khayalan dan imajinasi Plato. Selanjutnya, catatan modern juga mulai menguak apa itu Atlantis.

Pertama adalah novel Francis Bacon pada 1627, The New Atlantis (Atlantis Baru), mendeskripsikan komunitas utopia yang disebut Bensalem, terletak di pantai barat Amerika. Karakter dalam novel ini memberikan sejarah Atlantis yang mirip dengan catatan Plato. Tidak jelas apakah Bacon menyebut Amerika Utara atau Amerika Selatan. Kemudian, novel Isaac Newton pada 1728, The Chronology of the Ancient Kingdoms Amended (Kronologi Kerajaan Kuno Berkembang), mempelajari berbagai hubungan mitologi dengan Atlantis. Selanjutnya, pada 1882, Ignatius L Donnelly memublikasikan Atlantis: The Antediluvian World. Donnelly mengambil catatan Plato mengenai Atlantis dengan serius dan menyatakan bahwa semua peradaban kuno yang diketahui berasal dari kebudayaan Neolitik tingginya.

Selama akhir abad ke-19, ide mengenai legenda Atlantis digabungkan dengan cerita-cerita “benua hilang” lainnya seperti Mu dan Lemuria. Parahnya, pemikiran Atlantis juga menarik perhatian Nazi. Pada 1938, Heinrich Himmler mengorganisasi pencarian di Tibet untuk menemukan sisa bangsa Atlantis putih. Menurut Julius Evola (Revolt Against The Modern World, 1934), bangsa Atlantis adalah manusia super.

1. Negeri Atlantis berada di sebuah pulau/daratan di seberang Samudra Atlantic dari Eropa Barat. Pulau tersebut terletak di muka selat-selat yang disebut sebagai "Pillar Heracles". Luas pulau ini lebih besar dari Libya dan Asia pada waktu itu. Wilayah di dalam atau diantara selat-selat Heracles itu hanya ada laut dangkal dan pelabuhan dengan akses kanal yang sempit, tapi yang diluar selat adalah benar-benar lautan luas yang diujungnya dibatasi oleh benua tak bertepi.

2. Bahwa pulau/daratan yang dimaksud Atlantis sebenarnya merupakan semenanjung besar/panjang yang menjorok ke arah lautan dari bagian pinggiran sebuah benua. Semenanjung besar ini dikelilingi oleh lautan dalam

3. Di tengah-tengah Pulau Atlantis ada wilayah dataran luas yang terindah di dunia dan tidak ada yang mengalahkan kesuburannya . Morfologi dataran itu sangat rata, berbentuk persegi panjang dengan ukuran: panjang 555 km dan lebar 370 km .

4.Tanah datar ini dikelilingi oleh wilayah pegunungan dengan gunung-gunung/bukit-bukit yang yang berbagai ukuran dan terkenal sangat indah. Dari wilayah pegunungan ini mengalir banyak sungai-sungai ke arah dataran, kemudian sungai tersebut mengalir meliuk-liuk di wilayah dataran (aluvial). Semua aliran sungai ini bersatu dan masuk ke wilayah kota metropolis Atlantis yang dibangun di atas wilayah dataran ini, dan kemudian induk sungai itu mengalir ke laut .

5.Tanah Negeri Atlantis sangat subur, terbaik di dunia, yang menghasilkan buah-buahan sangat berlimpah dan banyak sekali macamnya ; termasuk jenis buah yang kulit luarnya keras yang bisa diminum airnya, dimakan dagingnya, dan juga dimanfaatkan minyaknya, alias KELAPA . Tanah pertaniannya selalu mendapat kecukupan air dengan memanfaatkan air hujan ketika musim hujan dan kanal-kanal irigasi air dari banyak aliran sungai ketika musim kemarau. Hasilnya dipanen dua kali dalam setahun . Selain pertanian banyak tumbuh pohon-pohon besar-tinggi yang menambah keindahan alam , disamping juga menghasilkan berbagai macam kayu untuk bahan mebel dan bangunan . Tanah Atlantis adalah sumber dari segala wewangian yang berasal dari akar-akaran, tanaman herbal dan berbagai macam kayu, atau konsentrat minyak wangi yang didestilasi dari buah-buahan dan bunga-bungaan .

6. Fauna di Negeri Atlantis luar biasa banyak populasi dan ragamnya. Terdapat populasi gajah yang sangat banyak, dan berbagai jenis binatang yang menghuni wilayah danau-danau, rawa-rawa, sungai-sungai, dan juga yang hidup di wilayah pegunungan dan dataran , baik yang liar ataupun yang dipelihara . Diantara binatang buas ada yang terkenal paling besar dan terganas sedunia.

Di perairannya terdapat banyak ikan lumba-lumba yang diilustrasikan sangat akrab dengan penduduk Atlantis. Kuda-kuda pun sangat banyak. Di wilayah dataran dibangun arena pacuan kuda yang sangat besar, di sepanjang Pulau (ratusan kilometer) dengan lebar arena pacu ~200 meter .

7. Tanah Atlantis juga sangat kaya dengan sumber daya mineral dan logam. Ada banyak macam batu-batuan beraneka warna yang dipakai untuk membangun berbagai bangunan, istana-istana, dan kuil-kuil (candi-candi) . Tanah Atlantis juga penghasil banyak sekali emas, perak, tembaga, dan "orichalcum" (logam mulia sejenis campuran emas-tembaga yang bercahaya merah). Semua bahan logam ini sudah ditambang dan digunakan untuk berbagai keperluan termasuk untuk membuat hiasan dan patung-patung, juga untuk melapisi dinding dan lantai bangunan .

Selain itu di Negeri Atlantis banyak terdapat sumber-sumber mata air panas dan dingin yang dibuat menjadi pancuran di dalam gedung-gedung untuk tempat bersantai dan mandi-mandi yang dilengkapi dengan berbagai tanaman disekitarnya

BENUA ATLANTIS ADALAH INDONESIA

ATLANTIS adalah legenda, Atlantis adalah misteri, dan Atlantis selalu mengundang pertanyaan. Benua yang disebut sebagai taman eden atau surga itu diyakini menjadi pusat peradaban dunia pada zaman es. Meskipun manusia sudah mencari sisa-sisa keberadaan kota ini selama ratusan tahun dan lebih dari 5.000 buku mengenai Atlantis diterbitkan, tidak ada satu pun yang bisa memastikan di mana sebenarnya Atlantis berada dan benarkah Atlantis itu memang ada atau hanya dongeng yang dikisahkan filsuf Yunani, Plato.

Ratusan ekspedisi yang menjelajahi Siprus, Afrika, Laut Mediterania, Amerika Selatan, Kepulauan Karibia hingga Mesir untuk mencari jejak Atlantis pun belum memperoleh bukti valid di mana surga Atlantis berada. Setelah puluhan wilayah sebelumnya tidak juga memberi bukti valid,

Indonesia kini disebut-sebut sebagai tempat Atlantis sesungguhnya, sebuah surga dunia yang tenggelam dalam waktu sehari semalam. Di antara begitu banyak pakar yang meyakini Atlantis berada di Indonesia adalah Profesor Arysio Santos. Geolog dan fisikawan nuklir asal Brasil ini melakukan penelitian selama 30 tahun untuk meneliti keberadaan Atlantis.

Lewat bukunya, Atlantis: The Lost Continent Finally Found, Santos memberikan sejumlah paparan serta analisisnya. Santos menelusur lokasi Atlantis berdasarkan pendekatan ilmu geologi, astronomi, paleontologi, arkeologi, linguistik, etnologi, dan comparative mythology.

Menurut Santos, tidak kunjung ditemukannya jejak Atlantis karena orang-orang mencari di tempat yang salah. Mereka seharusnya mencari lokasi tersebut di Indonesia karena berbagai bukti yang kuat mendukung hal tersebut. Pendapat Santos ini memang masih diperdebatkan mengingat hingga kini belum ada ekspedisi khusus untuk mencari lokasi Atlantis di kepuluan Indonesia.

Dalam keyakinan Santos, Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan dari India bagian selatan, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Paparan Sunda. Santos meyakini benua menghilang akibat letusan beberapa gunung berapi yang terjadi bersamaan pada akhir zaman es sekira 11.600 tahun lalu.

Di antara gunung besar yang meletus zaman itu adalah Gunung Krakatau Purba (induk Gunung Krakatau yang meletus pada 1883) yang konon letusannya sanggup menggelapkan seluruh dunia. Letusan gunung berapi yang terjadi bersamaan ini menimbulkan gempa, pencairan es, banjir, serta gelombang tsunami sangat besar.

Saat gunung berapi itu meletus, ledakannya membuka Selat Sunda. Peristiwa itu juga mengakibatkan tenggelamnya sebagian permukaan bumi yang kemudian disebut Atlantis. Bencana mahadahsyat ini juga mengakibatkan punahnya hampir 70 persen spesies mamalia yang hidup pada masa itu, termasuk manusia.

Mereka yang selamat kemudian berpencar ke berbagai penjuru dunia dengan membawa peradaban mereka di wilayah baru. “Kemungkinan besar dua atau tiga spesies manusia seperti ‘hobbit’ yang baru-baru ini ditemukan di Pulau Flores musnah dalam waktu yang hampir sama,” tulis Santos.

Sebelum terjadinya bencana banjir itu, beberapa wilayah Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Nusa Tenggara diyakini masih menyatu dengan semenanjung Malaysia serta Benua Asia. Berdasarkan cerita Plato, Atlantis merupakan negara makmur yang bermandi matahari sepanjang waktu. Dasar inilah yang menjadi salah satu teori Santos mengenai keberadaan Atlantis di Indonesia. Perlu dicatat bahwa Atlantis berjaya saat sebagian besar dunia masih diselimuti es di mana temperatur bumi kala itu diperkirakan lebih dingin 15 derajat Celsius daripada sekarang.

Wilayah yang bermandi sinar matahari sepanjang waktu pastilah berada di garis khatulistiwa dan Indonesia memiliki prasyarat untuk itu. Dalam cerita yang dituturkan Plato, Atlantis juga digambarkan menjadi pusat peradaban dunia dari budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, bahasa, dan lain-lain. Plato juga menceritakan negara Atlantis yang kaya dengan bahan mineral serta memiliki sistem bercocok tanam yang sangat maju.

Merujuk cerita Plato, wilayah Atlantis haruslah berada di daerah yang diyakini beriklim tropis yang memungkinkan adanya banyak bahan mineral dan pertanian yang maju karena sistem bercocok tanam yang maju hanya akan tumbuh di daerah yang didukung iklim yang tepat seperti iklim tropis.

Kekayaan Indonesia termasuk rempah-rempah menjadi kemungkinan lain akan keberadaan Atlantis di wilayah Nusantara ini. Kemasyhuran Indonesia sebagai surga rempah dan mineral bahkan kemudian dicari-cari Dunia Barat. Menurut Santos, pulau-pulau di Indonesia yang mencapai ribuan itu merupakan puncak-puncak gunung dan dataran-dataran tinggi benua Atlantis yang dulu tenggelam.

Satu hal yang ditekankan Santos adalah banyak peneliti selama ini terkecoh dengan nama Atlantis. Mereka melihat kedekatan nama Atlantis dengan Samudera Atlantik yang terletak di antara Eropa, Amerika dan Afrika. Padahal pada masa kuno hingga era Christoper Columbus atau sebelum ditemukannya Benua Amerika, Samudra Atlantik yang dimaksud adalah terusan Samudra Pasifik dan Hindia.

Sekali lagi Indonesia memiliki syarat untuk itu karena Indonesia berada di antara dua samudera tersebut. Jika terdapat begitu banyak kemungkinan Indonesia menjadi lokasi sesungguhnya Atlantis lalu, mengapa selama ini nama Indonesia jarang disebut-sebut dalam referensi Atlantis? Santos menilai keengganan Dunia Barat melakukan ekspedisi ataupun mengakui Indonesia sebagai wilayah Atlantis adalah karena hal itu akan mengubah catatan sejarah tentang siapa penemu perdaban.

Dengan adanya sejumlah bukti mengenai keberadaan Atlantis di Indonesia maka teori yang mengatakan Barat sebagai penemu dan pusat peradaban dunia akan hancur. “Kenyataan Atlantis (berada di Indonesia) kemungkinan besar akan mengakibatkan perlunya revisi besar-besaran dalam ilmu humaniora, seperti antropologi, sejarah, linguistik, arkelogi, evolusi, paleantropologi dan bahkan mungkin agama,” tulis Santos dalam bukunya.

Selain Santos, banyak arkeolog Amerika Serikat yang juga meyakini Atlantis adalah sebuah pulau besar bernama Sunda Land yang luasnya dua kali negara India. Daratan itu kini tinggal Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Salah satu pulau di Indonesia yang kemungkinan bisa menjadi contoh terbaik dari keberadaan sisa-sisa Atlantis adalah Pulau Natuna, Riau.

Berdasarkan penelitian, gen yang dimiliki penduduk asli Natuna mirip dengan bangsa Austronesia tertua. Rumpun bangsa Austronesia yang menjadi cikal bakal bangsa-bangsa Asia merupakan sebuah fenomena besar dalam sejarah keberadaan manusia. Rumpun ini kini tersebar dari Madagaskar di barat hingga Pulau Paskah di Timur. Rumpun bangsa ini juga melahirkan 1.200 bahasa yang kini tersebar di berbagai belahan bumi dan dipakai lebih dari 300 juta orang. Yang menarik, 80 persen dari rumpun penutur bahasa Austronesia tinggal di Kepulauan Nusantara Indonesia.

Namun, pendapat Santos dkk yang meyakini bahwa Atlantis berada di Indonesia ini masih harus dikaji karena kurang dilengkapi bukti-bukti. Pakar Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Wahyu Hantoro mengatakan analisa Santos masih berupa hipotesa.

Wahyu juga menilai pelu dijelaskan lebih lanjut kategorisasi jenis kebudayaan tinggi yang ada pada zaman Atlantis serta gelombang setinggi apa yang bisa membuat Paparan Sunda terbelah

Beberapa Fakta Tentang Benua Atlantis

Berikut beberapa fakta yang perlu kita ketahui tentang Benua Atlantis

Peradaban Kecerdasan

Benua Atlantis dihuni oleh orang-orang yang cerdas, masyarakat hidup dalam fasilitas modern pada saat itu, pelabuhan dengan tingkat pembangunan sempurna dan peralatan kehidupan yang modern, mereka memiliki pengetahuan yang luas mulai dari pengolahan emas, pengambilan hasil bumi dan yang lainnya.

Dapat Berkomunikasi Dengan Hewan

Manusia di Benua Atlantis dapat berbicara dengan hewan, kebanyakan dari mereka bekerja sama dengan hewan dalam membuat peradaban sehingga pekerjaan akan lebih mudah, mereka bermain dan mengisi waktu dengan hewan-hewan mereka, ada beberapa hewan yunani kuno seperti Unicorn dan naga.

Lingkungan Bersih dan Indah

Plato dalam bukunya menyebutkan jika Benua Atlantis memiliki keindahan yang luarbiasa dan tata letak susunan yang menakjubkan, keindahan ini dibarengi dengan adanya hijau daun rimbun dan mementingkan kebersihan dalam kehidupan.

Teknologi Canggih

Begitu banyaknya teknologi di peradaban ini, pada jaman dahulu terdapat alat transportasi anti grafitasi yang berbentuk piringan yang dapat terbang dengan kecepatan tinggi, penyebaran berita melalui kapal kapal berita dan sebagian melalui “orang pintar” dengan telepati.

Pengobatan Canggih

Penyakit yang di derita oleh masyarakat Atlantis tidaklah parah, sebagian dari mereka memiliki umur yang panjang, media pengobatan mereka menggunkan kristal, musik, wangian dan yang lain.

Pendidikan Maju

Dalam bukunya ia menerangkan kebiasaan ibu yang hamil selalu memberikan musik kepada kandungannya, selama dalam kandungan sang ibu akan di arahkan oleh “orang pintar” kemudian saat lahir kebanyakan anak-anak mereka dititipkan di penitipan anak cerdas yang disuguhi oleh musik dan warna wewangian.

Kehancuran Benua Atlantis

Menurut ilmu tiongkok lama jika cara hidup peradaban Atlantis jauh daripada peradaban sekarang, mereka memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh orang jaman sekarang, dapat berkomunikasi dengan hewan, telepati bagi orang pintar, dan sistem pembangunan kota dan peradaban yang sempurna.

Dalam buku karya Plato tersebut jika kehancuran Benua Atlantis disebabkan oleh ulah manusia yang semakin hari semakin hilang rasa kearifannya, mereka memiliki rasa rakus yang tak pernah ada habisnya, mereka seakan ingin memiliki segalanya dan tidak bersyukur atas apa yang telah diberikan kepada mereka.

Banyak dari mereka (masyarakat Atlantis) tahu kenapa akan terjadi bencana alam di Benua tersebut, hal ini juga terjadi karena kesalahan manusia itu sendiri yang mengakibatkan peradaban maju dan indah tersebut hilang ditelan Bumi.

Hingga saat ini keberadaan dari Benua Atlantis masih menjadi perdebatan, hal ini karena belum adanya bukti yang kuat yang menyatakan keberadaan benua tersebut, semua penelitian yang dilakukan masih belum mendapat persetujuan dari berbagai tim peneliti. Bagi kita mari kita ambil hikmah dari kisah benua tersebut, mari kita jaga alam yang telah di beri oleh Tuhan kepada kita, alam yang begitu indah dan sempurna ini.