Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Gambar Produk 1
Jasa Desain Kaos, Desain Batik , LOGO dan desain grafis lainya
Email : mastertracer69@gmail.com

Keunikan Rumah Adat Tradisional Panggung Rakit Limas Bangka Belitung Sumatera Selatan

Rumah-Adat-Tradisional-Panggung-Rakit-Limas-Bangka-Belitung-Sumatera
Rumah Adat Tradisional Panggung Rakit Limas Bangka Belitung Sumatera Selatan -Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebuah provinsi di Sumatera Selatan Indonesia yang terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta pulau-pulau kecil seperti P. Lepar, P. Pongok, P. Mendanau dan P. Selat Nasik, total pulau yang telah bernama berjumlah 470 buah dan yang berpenghuni hanya 50 pulau.

Bangka Belitung terletak di bagian timur Pulau Sumatera, dekat dengan Provinsi Sumatera Selatan . Provinsi Bangka Belitung Sumatera Selatan merupakan provinsi yang berpotensi menjadi aset wisata budaya negara indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan terlebih kebudayaan dan adat istiadat . Berbicara adat istiadat dan budaya bangka belitung memiliki aset budaya salah satunya Rumah Adat Bangka Belitung Sumatera Selatan. Rumah Adat rakit yang dibangun di pinggir-pinggir Sungai Musi ini dulunya dihuni oleh warga keturunan Tionghoa. Disebut sebagai rumah rakit, karena bentuk dan rupanya memang seperti rakit yang lengkap. Dibangun diatas sungai karena dahulu sungai dianggap sebagai sumber makanan mata pencaharian dan sumber air.

Fungsinya rumah rakit tidak hanya untuk membawa orang yang ada di atasnya ke suatu tempat (sebagai alat transportasi) tapi juga digunakan sebagai rumah tinggal terapung. Jika diperhatikan secara seksama, rumah adat Bangka Belitung Sumatera Selatan masih mewarisi gaya arsitektur Melayu Awal, Melayu Bubungan Limas dan juga rumah Melayu Bubung Panjang. Rumah Melayu Awal berupa rumah panggung dengan bahan utama kayu, rotan, bambu, daun-daun, akar pohon dan atau juga alang-alang.

Rumah Adat Bangka Belitung Sumatera Selatan yang terdiri dari tiga macam rumah adat.

Ketiga rumah adat Bangka Belitung ini memiliki arsitektur yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun kesamaan dari ketiga rumah adat bangka belitung ini adalah masih mengadopsi arsitektur dan adat Melayu.

1. Rumah Panggung
Rumah adat Bangka Belitung mewarisi gaya arsitektur Melayu Awal, Melayu Bubungan Limas dan juga rumah Melayu Bubung Panjang. Rumah Melayu Awal berupa rumah panggung dengan bahan utama kayu, rotan, bambu, daun-daun, akar pohon dan atau juga alang-alang. Rumah Panggung dari Melayu Awal ini memiliki atap yang tinggi dan sedikit miring. Rumah Panggung Bangka belitung juga memiliki beranda yang ada di depan rumah dan jumlah jendela atau bukaan yang banyak. Adapun bagian dalam rumah terdiri atas rumah induk atau ibu dan juga rumah dapur.

Rumah Panggung Bangka Belitung dipengaruhi oleh falsafah 9 tiang. Pada umumnya bangunan tradisional hampir selalu dijumpai berdiri dengan 9 tiang. Tiang utama bangunan terletak persis di bagian tengah rumah. Sementara itu bagian dinding lazim terbuat dari pelepah kayu, kadang juga buluh atau bambu. Uniknya, dinding ini sama sekali tidak dipermanis dengan cat dan semacamnya.

2. Rumah Limas
Rumah Limas Rumah Limas adalah merupakan hasil adopsi dari rumah tradisional asal Sumatra Selatan. Provinsi Bangka Belitung dahulunya berasal dari Sumatera Selatan sehingga Bangka Belitung memiliki rumah adat Limas juga.

Ciri khas dari rumah adat Limas ini adalah atapnya yang berbentuk limas, rumah tradisional ini memiliki ketinggian lantai yang berbeda yang disebut Bengkilas. Perbedaan tinggi lantai ini menandakan derajat dari tamu yang memasuki ruangan tersebut. Lantai tertinggi dipergunakan untuk kepentingan keluarga seperti hajatan. Sedangkan para tamu biasanya diterima hanya diteras atau di lantai kedua

3. Rumah Rakit
Rumah Rakit seperti juga namanya, yaitu rakit yang berbentuk rumah. Rumah rakit ini dibangun diatas air sebagai tempat tinggal dan tempat bisnis ekonomi. Bahan utama dari rumah rakit adalah bambu. Jenis bambu yang digunakan adalah Bambu manyan, karena bambu ini sangat baik digunakan sebagai pelampung rumah rakit. Keunggulan dari bambu jenis ini yaitu, selain awet juga memiliki bentuk yang besar-besar sehingga menjadi pilihan utama dalam pembuatan rumah rakit. Selain bambu, adapula yang menggunakan balok kayu sebagai pelampung rumah rakit.

Rumah Adat Bangka Belitung yang satu ini memang sagak unik, selain letaknya yang di atas air alias merupakan rumah terapung, rumah ini juga tidak menetap pada satu lokasi. Bahan dinding rumah rakit ialah papan kayu, sedangkan atapnya terbuat dari kulit, semacam daun yang dianyam. Sebagai penyatu bahan-bahan rumah tersebut adalah rotan. Rotan kecil difungsikan sebagai pengikat atap rumah sedangkan rotan yang berukuran agak besar dimanfaatkan untuk mengikat bambu atau balok yang berfungsi sebagai pelampung / rakit rumah atau bagian lantainya.


Struktur Rumah Adat Bangka Belitung
Struktur Bangunan Rumah Sama seperti kebanyakan rumah adat dari budaya Melayu lainnya, rumah Panggung khas Bangka Belitung juga secara keseluruhan terbuat dari bahan alam. Tiang dan lantainya terbuat dari kayu, dindingnya terbua dari bambu atau kulit kayu, sementara atapnya terbuat dari daun rumbia dan ijuk. Tegaknya rumah adat ini ditopang oleh 9 tiang dengan 1 tiang utama berukuran besar berada di tengahnya. Tiang utama umumnya diletakan pertama kali, sedangkan 8 tiang lainnya menyesuaikan garis lintang dan bujur dari tiang utama tersebut. Tiang utama menyangga balok-balok kayu melintang tempat diletakkannya papan sebagai lantai dan kerangka atap di bagian atas. Beban berat yang harus dipikul membuat kayu yang digunakan sebagai tiang haruslah kayu nomor satu.

Dalam adat Melayu Bangka, pemilik tidak diperkenankan untuk memberi warna atau mengecat dinding dan bagian rumah lainnya. Aturan ini membuat rumah adat Bangka Belitung ini tampak begitu lusuh dan tidak enak dilihat. Kendati begitu, justru karena hal inilah ia dianggap memiliki daya tarik tersendiri. Pada dinding rumah adat ini juga terdapat banyak fentilasi yang mengatur pergantian udara di dalam rumah. Adapun untuk bagian atap, rumah adat Panggung khas budaya Melayu Bangka ini disinyalir memiliki desain hasil pembaruan desain atap rumah-rumah Tionghoa. Bentuknya melengkung dan seperti terpancung layaknya pelana kuda.

Fungsi Rumah Adat Bangka Belitung
Fungsi Rumah Adat Selain berfungsi sebagai ikon budaya dan kemajuan peradaban, rumah Panggong pada masa silam juga berfungsi sebagai hunian masyarakat Bangka Belitung secara umum. Dalam menunjang fungsi tersebut, rumah adat ini terbagi beberapa bagian ruang, yaitu ruang depan (ruang utama), loss, dan dapur. Ruang depan dimulai dari teras yang akan kita temukan setelah meniti tangga depan.

Teras rumah ini cukup luas dan biasa digunakan untuk menerima tamu, bersantai, atau berbincang di sore hari. Dari teras, kita bisa melihat sebuah pintu utama yang digunakan untuk masuk ke ruang utama. Di ruangan ini, kita akan menemukan beragam pernik hiasan khas Bangka Belitung, misalnya
sebuah lemari yang berisi baju adat pengantin, senjata tradisional, dan lain sebagainya. Di ruang utama kita tidak akan menemukan kursi dan meja. Saat ada tamu datang, pemilik rumah akan menghamparkan tikar sebagai tempat duduknya. Dibanding bagian lainnya, ruang utama adalah yang paling luas. Melewati ruang utama, kita akan masuk ke bagian yang bernama Loss.

Loss adalah ruangan pemisah antara ruang utama dan ruang belakang. Di bagian ini terdapat pintu-pintu yang mengarah ke kamar-kamar penghuni rumah. Dan ruangan terakhir adalah dapur. Di ruangan inilah aktivitas masak memasak dilakukan. Kita juga dapat menemukan sebuah meja makan, peralatan memasak, persediaan makanan, serta alat-alat pertanian yang disimpan rapi.


3. Ciri Khas dan Nilai Filosofis Rumah Adat Bangka Belitung
Dari pemaparan mengenai struktur dan arsitekturnya, kita dapat mengetahui bahwa rumah Panggong adat Bangka Belitung nyatanya memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan yang kemudian menjadi ciri khas dari rumah adat Bangka Belitung ini antara lain: Berbentuk rumah panggung dengan desain atap berbentuk pelana kuda. Memiliki dinding dan penampilan yang lusuh karena aturan adat tidak memperkenankan pemilik rumah memberikan cat atau warna pada rumahnya.Terbagi atas beberapa ruangan yang memiliki fungsi masing-masing. Terdapat tangga dibagian depan rumah sebagai jalan untuk naik dan memasuki rumah.

Baca juga artikel