Keunikan Rumah Adat Tradisional Panggung Kajang Leko Provinsi Jambi
Keunikan Rumah Adat Tradisional Panggung Kajang Leko Provinsi Jambi 
Rumah Adat Panggung Kajang Leko merupakan rumah adat daerah Jambi yang terbuat dari kayu dan yang didalamnya terdapat 8 ruangan khusus serta memiliki keunikan dalam sejarah asal usul, gaya arsitektur, gambar, struktur, dan nilai-nilai filosofis yang terdapat di dalamnya.

Rumah Adat Panggung Kajang Leko merupakan rumah adat daerah Jambi yang terbuat dari kayu dan yang didalamnya terdapat 8 ruangan khusus serta memiliki keunikan dalam sejarah asal usul, gaya arsitektur, gambar, struktur, dan nilai-nilai filosofis yang terdapat di dalamnya.
Rumah Adat Jambi Panggung Kajang Leko merupakan sebuah karya arsitektur oleh Marga Suku Bathin. Sampai saat sekarang ini orang – orang suku Bathin masih mempertahankan adat yang telah ditinggalkan oleh para pendahulu.
Rumah panggung jambi (kajang leko) merupakan konsep arsitektur dari Marga Bathin. Hingga sekarang orang Bathin tetap mempertahankan adat istiadat yang ditinggalkan oleh pendahulu mereka, bahkan peninggalan Kajang Leko pun masih dapat dinikmati keindahannya dan masih dipergunakan hingga kini. Salah satu perkampungan Bathin yang masih utuh hingga sekarang adalah Kampung Lamo di Rantau Panjang. Jambi merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di bagian tengah pesisir pulau Sumatera. Jambi merupakan kota yang memiliki kebudayaan melayu, hal ini terlihat dari bangunan-bangunan yang berdiri di kota Jambi, salah satunya adalah rumah adat Jambi (kajang leko).
Rumah kajang leko merupakan rumah adat yang berasal dari provinsi Jambi. Rumah kajang leko adalah salah satu rumah panggung di Indonesia yang terbuat dari kayu. Rumah kajang leko berbeda dengan rumah adat daerah lain yaitu memiliki bentuk persegi panjang dengan ukuran yang beragam. Selain itu keunikan rumah Kajang Leko juga terdapat di kontruksi bubungan atap rumah yang melengkung ke atas menyerupai perahu yang terbuat dari anyaman ijuk.
Konstruksi bubungan atap rumah dinamakan gajah mabuk diambil dari cerita nama si pembuat rumah yang mabuk cinta namun tidak disetujui. Bubungan ini dinamakan jerambah atau ada juga yang menyebutnya dengan lipat kajang. Rumah Panggung Kajang Leko memiliki bentuk persegi panjang dengan ukuran kurang lebih 12 meter x 9 meter. Bagian dinding rumah kajang leko terbuat dari kayu dengan hiasan ukiran yang cantik.
Pada langit-langit rumah terdapat pemisah/pembatas yang dinamai tebar layar yang berfungsi untuk menahan rembesan tepias air hujan. Ruang diantara layar tebar dan atap biasanya difungsikan untuk menyimpan peralatan. sedangkan di bagian tepi, dinding rumah terbuat dari kayu yang dihiasi dengan ukiran.
Sejarah Rumah Adat Panggung Kajang Leko Jambi
Pemerintah Kota Jambi secara resmi menentukan Rumah Panggung Kajang Leko sebagai rumah adat Jambi setelah sebelumnya diadakanlah sayembara di tahun 70-an hanya untuk memilih rumah adat Jambi yang bisa mewakili seluruh masyarakat negeri berjuluk Sepucuk Jambi Sembilan Lurah tersebut. Pada akhirnya hasil sayembara pun mengerucut pada rumah tradisional bernama Kajang Leko. Rumah ini berbentuk panggung dan mudah sekali kita jumpai di wilayah Jambi. Hal ini dikarenakan kecenderungan masyarakat Jambi yang lebih gemar membangun rumah adat sebagai hunian ketimbang rumah moder
Struktur Rumah Adat Panggung Kajang Leko Jambi
Rumah adat Kajang Leko sendiri adalah rumah berstruktur panggung yang dikonsep dari arsitektur Marga Batin. Rumah yang jika dilihat dari atas berbentuk persegi panjang dengan ukuran 12 x 9 meter ini, berdiri karena ditopang oleh 30 tiang berukuran besar yang terdiri dari 24 tiang utama dan 6 tiang pelamban. Karena merupakan rumah panggung, maka ia dilengkapi dengan tangga sebagai pintu masuk untuk menaiki rumah.
Ada 2 tangga yang dimilliki rumah adat Jambi ini, satu terdapat di sebelah kanan sebagai tangga utama, dan satu lagi bernama tangga penteh.
Untuk bagian atap, konstruksi rumah adat Kajang Leko disebut memiliki keunikan tersendiri. Atapnya ini dinamai “Gajah Mabuk”, sesuai dengan nama pembuat desainnya. Bubungan atap Gajah Mabuk akan tampak seperti perahu dengan ujung atas yang melengkung. Lengkunan tersebut dinamakan potong jerambah atau lipat kajang. Sementara untuk bagian langit-langit, terdapat material yang bernama tebar layar. Tebar layar adalah semacam plafon yang memisahkan ruangan loteng dengan ruangan di bawahnya. Ruangan loteng sering digunakan sebagai ruang penyimpanan, oleh karenanya pada rumah adat ini terdapat tangga patetah yang digunakan untuk naik ke ruangan loteng.
Fungsi Rumah Adat Panggung Kajang Leko Jambi
Panggung Kajang Leko lebih berperan sebagai identitas budaya Jambi di kancah nasional, berfungsi sebagai tempat tinggal masyarakatnya. Rumah Kajang Leko ini pun dibagi menjadi 8 ruangan dengan kegunaannya masing-masing.
1.Ruangan pertama bernama jogan yang berfungsi sebagai tempat beristirahat anggota keluarga dan juga sebagai tempat untuk menyimpan air.
2.Ruangan kedua adalah serambi depan yang berfungsi untuk menerima tamu lelaki.
3.Ruangan ketiga adalah serambi dalam yang berfungsi sebagai tempat tidur anak lelaki.
4.Ruang keempat adalah amben melintang yang berfungsi sebagai kamar pengantin.
5.Ruang kelima adalah serambi belakang yang sebagai ruang tidur untuk anak-anak perempuan yang belum menikah.
6.Ruang keenam ad digunakan untuk menerima tamu perempuan
7.Ruang ketujuh adalah garang yang digunakan ruang dan juga sebagai tempat penyimpanan air
8.Ruang kedelapan adalah dapur yang digunakan untuk memasak
Demikian Keunikan Sejarah Rumah Adat Tradisional Panggung Kajang Leko Jambi